Sabtu, 18 Agustus 2018
Rabu, 14 Februari 2018
SEMINAR NASIONAL GURU ZAMAN NOW..! ORANG TUA ZAMAN NOW..! (Seminar Parenting Tantangan Dan Tuntunan Dalam Mendidik Anak Usia Dini)
GURU ZAMAN NOW..!
ORANG TUA ZAMAN NOW..!
(Seminar Parenting Tantangan Dan
Tuntunan Dalam Mendidik Anak Usia Dini)
MULTI MEDIA PAUD
(Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Melalui
Multimedia PAUD)
I.
PENDAHULUAN
Peran guru di zaman
kekinian sering mendapat sorotan. Bahkan, opini masyarakat akan mutu guru saat
ini, serasa fluktuatif. Jika meminjam istilah yang sedang viral, yaitu kids
zaman now, segala sesuatu diberi label “zaman now”, maka guru di era kekinian
bisa kita sebut sebagai guru zaman now. Semakin hari, para guru ini dibenturkan
dengan berbagai tantangan yang semakin berat. Tantangan-tantangan guru zaman
now ini bervariasi, mulai dari kemajuan teknologi, menghadapi beragam generasi,
tuntutan orang tua, tuntutan atasan, atau tuntutan besarnya gaji apalagi
ditambah tunjangan profesi pendidik (bagi yang sudah bersertifikasi). Memang
hal yang manusiawi, jika muncul berbagai tuntutan dari dampak meningkatnya
kesejahteraan guru tersebut.
Sebuah perumpamaan
pernah muncul dalam ajaran Ki Hajar Dewantara. Seorang pendidik yakni guru,
adalah seorang petani yang merawat bibit hingga berbuah. Petani merawat bibit
mulai dari menyiram, memberi pupuk, hingga menyiangi hama dengan harapan kelak
akan berbuah baik dan layak. Namun, kita semua perlu sadari bahwa petani tidak
mampu mengubah bibit mangga berbuah anggur. Sehingga dapat disimpulkan, sebagai
pengajar sekaligus pendidik, guru mentransfer ilmu agar ilmu tersebut dapat
bermanfaat dalam masyarakat. Bukan menyulap peserta didik sesuai yang
diharapkan orang tua masing-masing.
Yang perlu
digarisbawahi, guru zaman now harus cerdas menghadapi dan menjawab
tantangan-tantangan yang muncul, sehingga menumbuhkan kesadaran bersama tentang
peran guru. Jika salah langkah, bisa jadi guru akan mendapatkan label
“negatif”, atau bahkan berakhir di balik jeruji besi.
Kemajuan Teknologi Perubahan sarana
komunikasi dengan munculnya beragam teknologi canggih, mewajibkan para guru
turut mengikuti arus kemajuan. Salah satu diantaranya, gawai berbasis android
yang memungkinkan untuk mengakses internet dan menerapkan komunikasi melalui
media sosial.
Seorang guru yang
gaptek, niscaya akan tergerus oleh kecanggihan teknologi, apalagi kecanggihan
tersebut sudah lebih dahulu dikuasai oleh murid. Tidak jarang, seorang murid
menganggap gurunya tidak lebih pandai dari dirinya. Ilmu pengetahuan yang
diajarkan, kini dengan bebas bisa diakses melalui peranti-peranti berteknologi canggih.
Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan yang harus dipercaya oleh
murid. Bukan tidak mungkin, seorang murid mengoreksi yang diajarkan gurunya
dengan berdalih menurut “Mbah Google” (yang belum tentu kebenarannya). Hal yang
akhirnya terjadi, tidak terwujud rasa hormat, atau bahkan merendahkan para
pahlawan tanpa tanda jasa ini. Sungguh, menyedihkan, jika anggapan seperti ini
akan terus tumbuh dan bersemi dalam pemikiran masyarakat.
Belum lagi, segala
urusan administrasi kini diterapkan dalam berbagai bentuk aplikasi, baik
melalui jaringan online atau offline. Mulai dari perlengkapan mengajar hingga
kelengkapan berkas individu guru. Satu contoh SIM PKB (Sistem Informasi
Manajemen Pengembangan Keprofesian dan Berkelanjutan), setiap guru diwajibkan
mahir membuka akun SIM PKB masing-masing secara online. Sedangkan tingkat
penguasaan masing-masing guru pada sistem ini masih berbeda, ada yang mahir,
sekadar tahu, dan masih ada yang belum memahami sama sekali. Atau contoh lain
yang berupa aplikasi offline, yakni rapor kurikulum 2013. Meski hanya berbasis
aplikasi excel, namun dengan perpaduan beberapa pengaturan lanjutan (macro),
sedikit banyak membuat para guru kebingungan untuk mengoperasikannya.
Generasi Zaman Now, Generasi millenial,
yang menurut para ahli dikelompokkan dari generasi yang lahir antara tahun 1980
hingga 2000-an, sudah cukup menjadi tantangan bagi guru. Sekarang, ditambah
lagi dengan generasi yang dikenal sebagai suksesornya, generasi ini biasa
disebut generasi zaman now.
Generasi ini menggambarkan
kondisi anak-anak zaman sekarang, yang berkisar pada anak usia sekolah dasar.
Kalau tidak kekinian maka tidak nge-hits, kata mereka dengan segala tingkahnya,
yang mungkin menurut kita konyol. Generasi di bawah umur ini terkesan terlalu
cepat dewasa, terlalu cepat berdandan, dan terlalu cepat mengenal kata asmara.
Bagaimana tidak, anak-anak pada usia sekolah dasar sudah mengenal istilah
pacaran, bahkan ada juga yang sudah saling panggil “papa-mama”. Bagaimana,
miris bukan?.
Dibalik kekonyolan
itu semua (menurut kita), anak-anak ini mempunyai segi kreatifitas yang tinggi.
Dengan didukung kemajuan teknologi, kita bisa membandingkan kecepatan belajar
mereka dalam hal teknologi aplikasi dibandingkan dengan usia 40-an ke atas.
Jika hal ini dilihat dalam kacamata pendidikan, antara guru dan murid, bisa
jadi para guru lebih tertinggal dibandingkan dengan para peserta didiknya,
meski tidak semua.
Generasi ini
memiliki ciri khas sendiri, mereka cenderung tidak suka diatur, dan tidak suka
dengan gaya mengajar jadul yang ketika menasehati menggunakan “nada tinggi”.
Guru zaman now harus bisa menyadari perbedaan dan perubahan yang terjadi. Para
guru harus bisa “ngemong”, daripada harus mengekang kreatifitas mereka. Jadi,
guru jangan heran bila menjalin pertemanan dengan generasi ini dalam media
sosial. Seringkali, update status dan mengunggah foto-foto pribadi yang
terkesan “menggelikan”.
Guru zaman now
selayaknya menjadi guru yang efektif, yakni dengan memiliki beberapa
keunggulan, baik dalam mengajar (sebagai fasilitator), dalam hubungan dengan
peserta didik dan komunitas sekolah (sebagai komunikator), dan profesional
dalam segi administrasi dan sikap sebagai guru. Munculnya keinginan untuk
memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman akan menjadi
salah satu solusi.
Yang tidak kalah
penting, semua akan berjalan selaras jika mendapat dukungan dari orang tua atau
wali murid. Jangan sampai, sedikit-sedikit menyalahkan guru, melaporkan guru,
hanya bermodal sumber “katanya”. Semua jenis permasalahan harus digali duduk
perkaranya, sehingga terbentuk komunikasi berbagai arah yang pastinya akan
mendukung kinerja guru. Harapan kita semua, semua guru akan melewati proses
meningkatkan mutu kinerja yang profesional, produktif, dan kolaboratif, demi
memanusiakan peserta didik secara utuh.
II.
TEMA KEGIATAN
1.
Tantangan Dan Tuntunan Orang Tua Dan Guru PAUD
Dalam Mendidik Anak Di Zaman Now.
2.
MULTI MEDIA PAUD (Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Melalui Multimedia PAUD)
III.
WAKTU DAN TEMPAT
Waktu
pelaksanaan Seminar Nasional ini adalah:
Hari : Sabtu
Tanggal : 03 Maret 2018
Jam : 07.30 WIB s/d Selesai
Tempat
: Gedung NBC Lantai 2. Ngabar
Ponorogo
IV.
TUJUAN KEGIATAN
Melalui Seminar ini diharapkan guru Mewujudkan Tujuan pendidik dalam membentuk anak Indonesia
yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
V.
TARGET KEGIATAN
1.
Mewujudkan Tujuan pendidik dalam membentuk
anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
2.
Mengoptimalisasi
guru dalam mendidik anak
3.
Mempersiapkan
anak memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
VI.
SASARAN KEPESERTAAN
a.
Seluruh mahasiswa
IAIRM
b.
Seluruh Mahasiswa
Prodi PIAUD Dan PAUD PT Se- Kab. Ponorogo
c.
Seluruh Guru PAUD
VII.
OUTPUT KEGIATAN
a.
Peserta seminar
dapat memahami Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
b.
Peserta seminar
Mampu mengimplementasikan materi seminar dalam dunia pendidikan anak Usia Dini
c.
Peserta seminar
mampu mengoptimalisasi multimedia PAUD
Langganan:
Postingan (Atom)