Anak sebagai investasi bangsa yang
utama seringkali hanya sebatas slogan semata. Lingkungan kondusif yang merupakan
prasyarat untuk mencapai tujuan tersebut tampaknya belum sepenuhnya tercipta.
Apa yang akan terjadi jika anak dibesarkan dalam kondisi yang dipenuhi dengan
kekerasan? Tentu, ia akan mengadopsi cara-cara yang sering ia lihat ke dalam
kehidupannya kelak. Meski tak selalu, lingkungan memang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan anak selanjutnya, termasuk bagaimana orang tua mendidik
mereka.Anak yang dibesarkan dalam situasi keluarga yang nyaman tentu berbeda
dengan anak yang selalu diberi hukuman fisik oleh orang tuanya. Sayangnya, tak
sedikit orang tua yang tidak tahu bagaimana cara memberikan lingkungan yang
baik bagi pertumbuhan optimal anak. Akibatnya, anak pun tumbuh tidak
sebagaimana yang diharapkan.
10 hal yang harus dihindari dalam
mendidik anak :
1.
Terlalu lemah Misalnya, selalu memenuhi
semua permintaan anak. Anak tidak diajar untuk mengenal hak dan kewajiban.
Akibatnya, anak menjadi terlalu penuntut, impulsif (gampang melakukan tindakan
tanpa perhitungan), egois, dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain.
2.
Terlalu menekan Misalnya, orang tua
terlalu mengatur dan mengarahkan anak, tanpa memperhatikan hak anak untuk
menentukan keinginannya sendiri, atau untuk mengembangkan minat dan kegiatan
yang ia inginkan. Akibatnya, anak akan menjadi lamban, selalu bekerja sesuai
perintah, tidak memiliki pendirian, dan suka melawan.
3.
Perfeksionis Orang tua menuntut anak
untuk menunjukkan kematangan sikap atau target tertentu yang umumnya melebihi
kemampuan yang wajarnya dimiliki anak. Akibatnya, anak akan terobsesi untuk
meraih prestasi yang diharapkan orang tuanya. Ia juga akan menjadi terlalu
keras dan kritis terhadap dirinya sendiri.
4.
Tidak memberi perhatian Orang tua hanya
menyediakan sedikit waktu untuk memperhatikan setiap perkembangan anak, atau
membantu anak menempuh tahap demi tahap perkembangannya. Akibatnya, anak tak
mampu membina hubungan dengan lingkungannya dan akan tumbuh menjadi anak yang
impulsif.
5.
Terlalu cemas akan kesehatannya Orang
tua terlalu berlebihan mencemaskan kondisi fisik anak. Padahal, secara
obyektif, anak sehat. Sakit sedikit saja, orang tua cemasnya minta ampun.
Akibatnya, anak akan mudah merasa tak sehat dan ikut merasakan kecemasan yang
sama. Enggan bermain, takut jatuh, dan sebagainya.
6.
Terlalu memanjakan Misalnya,
terus-menerus menghujani anak dengan barang-barang mahal atau memberikan
pelayanan istimewa, tanpa mempertimbangkan apa yang sesungguhnya dibutuhkan
anak. Akibatnya, anak bisa menjadi anak yang gampang bosan, kurang inisiatif,
dan tak memiliki daya juang.
7.
Tidak pernah memberi kepercayaan Orang
tua selalu meramalkan kesalahan yang belum tentu dilakukan anak. Orang tua juga
selalu mengritik anak, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tak perlu kritikan.
“Kamu, sih, nanti kalau jatuh, bagaimana?” Akibatnya, anak akan menjadi seorang
yang pesimis, rendah diri, dan cenderung mengembangkan hal-hal yang selalu
dilarang orang tua.
8.
Menolak kehadiran anak Misalnya, jenis
kelamin anak tak sesuai dengan harapan orang tua, sehingga orang tua cenderung
menolak menjadikan anak sebagai bagian dari keluarga. Akibatnya, semua tindakan
yang dilakukan orang tua selalu merugikan anak. Anak bisa rendah diri dan
menunjukkan sikap bermusuhan terhadap orang tua.
9.
Suka menghukum Orang tua bersikap
agresif terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak, dan cenderung memilih
memberikan hukuman fisik dengan alasan mengajarkan disiplin. Bisa-bisa anak
akan menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang wajar dilakukan dan akan
melakukan hal yang sama terhadap keluarganya kelak.
10. Suka
menggoda Orang tua cenderung melecehkan keberadaan anak dengan sering
mengolok-olok dan mengungkapkan kekurangan anak di depan orang banyak.
Akibatnya, anak akan merasa tidak dihargai dan rendah diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar