1. Tujuan Pendidikan
Akidah
Bagi seorang muslim, akidah merupakan bagian paling
mendasar dari kesadaran keagamaannya. Oleh karena itu, pendidikan akidah
menjadi suatu keharusan bagi orang tua untuk mengajarkanya kepada para
anak-anak, sehingga terbentuklah akidah yang shahih pada diri anak mereka.
Syaikh Fuhaim
Mustafa dalam bukunya
menyebutkan bahwa tujuan
pendidikan aqidah kepada
anak adalah untuk,
(1) memperkokoh keyakinan
anak bahwa Allah-lah
satu-satunya Tuhan pencipta alam, sehingga dia terhindar dari perbutan
syirik, (2) agar anak mengetahui
hakikat keberadaannya sebagai
manusia makhluk Allah, dan
(3) mencetak tingkah
laku anak menjadi
tingkah laku yang
Islami yang berakhlaq mulia.[1]
Sedangkan Menurut Sayid Sabiq tujuan aqidah islam
ialah agar sesorang bermakrifat (mengenal yang sebenar-benarnya) kepada Allah
melalui akal dan hatinya.[2]
Sedangkan menurut Toto Suryana dkk. Tujuan akidah islam adalah sebagai berikut:
1.
Menanamkan ke dalam jiwa anak
tentang ke-Esaan Allah SWT.
2.
Menjauhkan mereka dari perbuatan
syirik.
3.
Menuntun dan mengembangkan dasar
ketuhanan yang dimiliki manusia.
4.
Memberikan ketenangan dan
ketentraman jiwa.
5.
Memberikan pedoman hidup yang
pasti
6.
Membebaskan akal dan pikiran dari
kekeliruan yang timbul karena jiwa yang kosong dari akidah.[3]
Adapun Ilmu tentang Asmaul Husna dan sifat-sifatNya
yang disebutkan dalam Al-Quran dan sunah merupakan kesempurnaan mutlak
sifat-sifat Allah dari segala segi dan kekurangan yang bisa menyebabkan iman
bisa meningkatkan. Derajat iman seorang hamba tergantung kepada ilmu yang dia
miliki tentang Tuhannya, semakin banyak pula imannya akan meningkat. Demikian
juga, kekurangtahuan dia akan Tuhannya akan seiring dengan kualitas iman yang
dimiliki.[4]
Dari berbagai
macam pandangan mengenali pendidikan serta akidah yang telah dikemukakan di
atas, dapat diketahui bahwa pendidikan akidah ialah suatu usaha atau proses
yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan untuk memperkuat kepercayaan
terhadap ke-Esaan Allah, dan diyakini kebenarannya oleh hati serta
diaplikasikan oleh amal perbuatan demi mencapai kehidupan yang lebih baik di
dunia maupun di akhirat.
Adapun langkah atau cara yang dapat ditempuh dalam
pendidikan akidah antara lain membiasakan bersyukur dalam keadaan apapun,
menggerakan akal fikiran agar lebih sering mengenang dan memikirkan
(bertafakur) tentang tanda-tanda kekuasaan Allah, untuk menunjukkan dalil-dalil
logis dan bukti-bukti yang masuk akal bagi anak-anak tentang keberadaan Allah.
memberikan pendidikan pada watak dan tabiat manusia, lalu disuburkan dan
dikokohkan dengan menggunakan ilmu pengetahuan sehingga dapat mencapai puncak
kebahagiaan yang dicita-citakan.
Pendidikan akidah secara umum bertujuan untuk
mendorong dan membimbing manusia dalam mengembangkan dirinya menuju
kesempurnaan pandangan, pemahaman serta keyakinan.
Selain itu, pendidikan akidah yang ditujukan pada
anak dimaksudkan untuk dapat menjadi dasar sekaligus batasan dan arahan
terhadap kehidupan dan kegiatan sehari-hari, tanpa harus melanggar hukum yang
berlaku. Maka anak akan menjadi orang yang bertanggung jawab sekaligus
mempertanggungjawabkan sesuatu yang ia lakukan, dan anak akan lebih berhati-hati
dalam tindakannya.
Oleh karena itu tujuan pendidikan akidah adalah untuk
menanamkan nilai keimanan serta mengenal Allah (ma’rifatullah) melalui petunjuk
al-Qur’an dan sunnah rasul. Dalam rangka menanamkan nilai keimanan dan mengenal
Allah (ma’rifatullah), al-Qur’an telah memberikan pengajaran bahwa manusia itu
hendaknya berjalan di atas bumi dengan senantiasa mengamati dan menelaah alam
jagat raya beserta isinya yang semuanya itu menunjukan kebesaran Allah. Dengan
itu al-Qur’an menyeru manusia agar dapat menunbuh kembangkan potensi/fitrah
keagamaan yang ada pada diri manusia sebagai hamba Allah.[5]
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan
pendidikan akidah adalah mampu mengenal dalil-dalil logis dan bukti-bukti yang
masuk akal bagi anak-anak tentang keberadaan Allah. Akidah tidak hanya berupa
perkataan, namun harus diiringi dengan suri tauladan yang baik oleh orang
tuanya, terlebih dewasa ini. Sehingga seorang anak akan dengan kesadaran pada
dirinya dapat berlaku sesuai dengan suri tauladan orang tuanya. Sehingga
peribadi yang berakhlak mulia dapat terbentuk pada diri anak dengan kokoh dan
kuat serta mampu menerapkannya ke dalam lingkungan yang lebih luas.
[1] Syaikh Fuhaim
Mustafa, Kurikulum Pendidikan
Anak Muslim, terjemahan
Wafi Marzuqi Ammar (Surabaya: Pustaka Elba, 2009), p. 66
[2]
Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag Dan Saehudin, S.Th.I, M.Ud.” Aqidah Islam, Cetakan I
(Pustaka Setia, Bandung, 2016) h. 16
[3] Idid. h. 17
[4] Syaikh Abdul
Rozzaq Al-Abbad,Sebab-Sebab Naik Turunnya Iman, ( Jakarta: Cakrawala
Publishing.2004). 42
[5] Rosihon Anwar, “Aqidah Akhlak” ,(Bandung,Pustaka
Setia,2016), Cet.I,16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar