http://www.syahrudinpaudpo.com

Rabu, 19 Maret 2014

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


Oleh: Syahrudin,S.Sos.I/IGRA Ponorogo



Anak usia dini adalah : anak yang berada pada rentang 0-6 tahun yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, PAUD dan TK .


 


Karakterisitik anak usia dini itu seperti :



1.        Memiliki rasa ingin tahu yang besar


2.        Merupakan ribadi yang unik


3.        Suka berfantasi dan berimajinasi


4.        Masa paling potensial untuk belajar


5.        Menunjukkan sikap egosentris


6.        Memiliki rentang daya ak,omodasi yang pendek


7.        Bagian dari makhluk sosial 

 


A.     CIRI – CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


 


1.       Masa Bayi (0-2 tahun)


Masa bayi adalah fase pertumbuhan dan perkembangan yang penting dalam sejarah kehidupan manusia. Periode ini juga dianggap periode vital karena masa ini merupakan masa pembentukan awal anak baik jasmani maupun mentalnya. Pada saat bayi lahir, kemampuan otak telah terbentuk selama dalam kandungan sekitar 50% dan kemampuan itu terus bertambah sampai dengan umur lima tahun. Pertumbuhan jasmani otak sangat bergantung kepada kodisi kesehatan.


2.       Pada usia 1-3 bulan, aktivitas bayi dalam sehari semalam 75%, sedangkan 25% sisanya terdiri atas gerak spontan, makan, minum,reaksi negatif seperti menangis, dan keadaan samar-samar.


3.       Pada usia 4-6 bulan 50% aktivitas bayi dalam sehari semalam adalah tidur, sedangkan 50% lainnya diisi dengan aktivitas gerak spontan, makan-minum, reaksi negatif, bangun yang tenang, antara bangun dan tidur, dan bereksperimen.


 


4.       Pada usia 7-10 bulan 50% aktivitas bayi dalam sehari semalam tidur, 50% lainnya digunakan untuk aktivitas makan, minum, bangun yang tenang, reaksi negatif, antara bangun dan tidur, gerakan impulsif dan reaksi-reaksi lainnya. Beberapa perubahan aktivitas bayi pada bulan ke 10, anak sudah jarang menangis, menampilkan ekspresi muka yang lucu, dari merangkak mencoba belajar berdiri, berupaya menjangkau dan memegang benda sekitarnya dan memasukannya ke mulut, mulai belajar mengucapkan kata-kata untuk menyatakan pikiran dan perasaannya,


5.       Anak kecil (2-3 tahun) Ciri perkembangan penting pada masa anak kecil, ialah anak oleh karena telah mencapai kematangan dalam perkembangan motorik, seperti berjalan, belari,menggulingkan badannya, menangkap, melempar, memukul, menendang; dan juga mencapai kematangan dalam berbicara, maka anak mulai memasuki fase “membebaskan diri” dari dekapan ibu dan lingkungan perlakuan sebagai bayi. Dengan kematangan yang dicapai anak kecil mulai bereksplorasi dengan lingkungan fisik dan sosial. Apa saja yang ada disekitarnya ingin di pegang, dicari tahu apa, mengapa, bagaimana. Rasa ingin tahu (sense of curiosity) anak mulai tumbuh. Anak mulai mengembangkan hubungan sosial. Ia mulai ingin terlibat dalam aktivitas bermain dengan teman sebaya, walaupun belum intensif, cenderung bermain dengan aktivitas sendiri. Ia hanya senang berada di antara teman-temannya sambil mengamat-amati cara-cara dan aturan permainan. Dalam hal menggambar, tampak anak sekedar mencoret-coret saja sebagai awal dari masa menggambar sebenarnya. Masa anak kecil adalah momentum awal bagi upaya melakukan pembimbingan secara intensif, sistematis, dan profesional bagi anak sebab pada masa inilah anak mulai mengembangkan kemampuan dalam simbol-simbol mental, berimaginasi, berbicara untuk berkomunikasi, menggambar, dan bermain.


6.       Anak Pra Sekolah & Taman Kanak-kanak (4-6 tahun)


Ciri perkembangan penting pada usia 4-6 tahun dari segi kemampuan motorik ialah anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik: kaki, tangan, kepala, dan badan. Perkembangan kemampuan motorik ini diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio-emosional anak. Kematangan dalam perkembangan berbagai aspek motorik, intelektual, emosional, sosial dan moral rata-rata anak usia 4-6 tahun, maka dikembangkan satu sistem pendidikan yang dikenal di TK. Prinsip pendidikan TK adalah mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual, emosional, moral, spiritual,dan sosial, memalui aktivitas bermain. Jadi aktivitas bermain merupakan kurikulum lokomotif bagi anak dalm proses belajar mengembangkan berbagai aspek kemampuan diri yang dimilikinya. Oleh karena itu pendidikan di TK sebenarnya berorientasi kepada pemantapan kemampuan motorik, pengembangan kemampuan intelektual, emosional dan kreativitas, serta peletakan dasar nilai-nilai moral dan disiplin pada anak melalui aktivitas bermain, sebagai persiapan memasuki pendidikan formal di Sekolah Dasar. Dengan demikian, bagi para guru dan pembimbing anak TK perlu memahami mengenai orientasi dan strategi utama dalam pembelajaran. Imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan adalah ciri utama aktivitas anak pada usia 4-6 tahun.


 



B.     KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI



1.       Kemampuan Kognitif Anak


Sesuai KBK-TK disebutkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak agar dapat mengolah perolehan belajarnya. Menurut PIAGET menjelaskan bahwa kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya sudah dirintis sejak kecil. Contohnya anak sudah dapat membedakan warna, binatang, beberapa benda hidup dan benda mati. Anak usia TK sudah bisa berhitung, mulai dari mengenal angka, mengukur, menghitung benda. Perkembangan kognisi anak menurut Piaget terletak pada tahap praoperasional. Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal yg berkaitan dengan aktifitas fisik dan pengamatan sendiri.



2.      Kemampuan Sosial – Emosional Anak


Pengembangan ini bertujuan agar anak merasa percaya diri, mampu bersosialisasidengan orang lain, menahan emosinya jika berada dalam suatu keadaan sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan anak. Pengembangan sosial anak dapat dikembangkan dengan mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya. Interaksi dengan keluarga sendiri dan orang lain juga akan menbantu anak membangun konsep dirinya. Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, misalnya dengan bermain peran prilaku. Dengan belajar beberapa peran tersebut, anak dapat belajar mengenai baik atau buruk, boleh atau tidak dilakukan.



3.      Kemampuan Nilai Moral Agama Anak


Sesuai dengan KBK TK pengembangan kemampuan mengenal nilai dan moral agama bertujuan agar anak dapat mengenal penerapan tatacara beribadah atau berdoa sesuai agamanya, dan membiasakan mereka untuk hidup sesuai aturan agama, tentunya sesuai dengan tingkat pemahaman anak TK.



4.      Kemampuan Fisik Motorik Anak


Hafidin, dkk menguraikan bahwa untuk pengembangan kemampuan motorik kasar anak , guru terencana dapat mengajak anak untuk melakukan gerakan dan permainan serta keghiatan yang membantu meningkatkan perkembangan keterampilan. Kegiatan ini dapat diiringi musik atau irama. Termasuk dalam kegiatan ini adalah melompat, memanjat, melalui rintangan, berguling. Kegiatan permainan sebaiknya melibatkan seluruh kelompok anak dan membuat anak-anak bergerak.



5.      Kemampuan Bahasa Anak


Perkembangan bahasa anak TK masih jauh dari semprna. Namun demikian potensinya bisa dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kemampuan bahasa anak TK dapat ditumbuhkan dengan membacakan cerita, berita atau surat untuknya atau bermain tebak-tebakkan kata, mendongeng dengan alat peraga atau membuat pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab anak. Keterampilan berbahasa anak harus diasah sejak dini, anak dapat diarahkan untuk belajar menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.



6.      Kemampuan Seni Anak


Kemampuan kemampuan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan menghargai hasil seni.Aktivitas seni unyuk anak TK yang lain adalah kegiatan bermain musik, kegiatan bernyanyi, dan kegiatan menari. Bermain musik juga dapat meningkatkan koordinasi mata tangan dan keterampilan motorik anak.

 

C.      KECERDASAN JAMAK ( MULTIPLE INTELEGENCES )


1.       Kecerdasan Linguistik


Adalah keberdasan dalam memperoleh kata atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik lisan maupun tulisan. Anak – anak yang versad dalam bidang ini akan senang bercerita, membaca dan atau menulis cerita atau puisi. Sebenarnya kecerdasan ini dapat meliputi empat keterampilan yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun tak semua anak yang cerdas dalam kecerdasan linguistik ini menguasai keempat keterampilan tersebut.


2.      Kecerdasan Logika Matematik


Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan  kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Anak anak yang cerdas di bidang ini akan senang bertanya dajn ingin tahu segala hal yang berkaitan dengan peristiwa alam. Mereka juga senang berhitung dan mengerjakan hal hal yang berkaitan dengan angka-angka.



3.      Kecerdasan Fisik (Kinestetik-Jasmani)


Adalah anak – anak yang sering tak dapat diam saat sedang duduk, makan, dan biasanya anak yang cerdas dibidang ini adalah anak yang sering dan senang bermain diluar. Mereka senang melompat, berlari, membuat sesuatu misalnya melukis. Beberapa anak yang cerdas di bidang ini menjadi atlet atau penari atau aktor yang baik. Anak – anak yang butuh dibidang ini butuh kesempatan untuk belajar dengan bergerak ayau meragakan sesuatu .



4.      Kecerdasan Visual Spasial


Anak – anak pada usia ini suka membangun dengan balok – balokLego atau melamun untuk menghasilkan sesuatu, seperti mesin atau bentuk bangunan yang indah. Anak yang memiliki kecerdasan visual adalah seorang anak yang memiliki kemampuan untuk memvisualkan gambar di dalam fikirannya atau seorang anak dapat memecahkan suatu masalah atau menemukan suatu jawaban dengan memvisualkan suatu gambar.


5.      Kecerdasan Intrapersonal


Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal mempunyai kemampuan untuk berfikir secara reflektif, mengacu pada kesadaran reflektif menangani perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Anak yang cerdas dibidang ini sangat memahami dirinya sendiri, apa kelemahan dan kekurangannya dan sangat percaya diri.


6.      Kecerdasan Interprasional (Antarpribadi)


Adalah kemampuan berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Anak – anak yang berbakat dibidang ini dapat memahami orang lain. Oleh sebab itu, anak yang cerdas dibidang ini dapat menjadi pemimpin teman-temanya karena ia dapat mengorganisir, dan pandai berkomunikasi dengan orang lain. Cara belajar terbaik anak – anak yang cerdas di bidang ini adalah dengan berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Secara umum kecerdasan ini menganggu pada keterampilan manusia, seperti keterampilan membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.



7.       Kecerdasan Musikal


Anak yang cerdas dibidang musikal senang bernyanyi, bersenandung , atau bersuil seorang diri. Jika mendengar suara musik anak akan menggerak-gerakkan tubuhnya mengikuti irama dan ikut bernyanyi. Ada pula anak yang cerdas dibidang ini dengan cara menunjukkan rasa apresiasi yang baik pada musik.



8.      Kecerdasan Naturalis


Adalah anak yang mempunyai keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora atau fauna serta kepekaan terhadap fenomena alam. Anak – anak dekat bakat ini dapat menjadi seorang pencinta alam. Mereka lebih suka berada di alam terbuka, mengumpulkan flora, fauna atau batu-batuan.



9.      Kecerdasan Eksistensialis


Adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam hubungan dengan jangkauan kosmos terjauh, yang tak terhingga besar atau kecilnya, misalnya memahami makna hidup dan cinta pada manusia.


 


 


 


Semoga Bermanfaat

Hal Yang Harus Dihindari dalam mendidik anak


Syahrudin, S.Sos.I
Syahrudin,S.Sos.I
Anak sebagai investasi bangsa yang utama seringkali hanya sebatas slogan semata. Lingkungan kondusif yang merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan tersebut tampaknya belum sepenuhnya tercipta. Apa yang akan terjadi jika anak dibesarkan dalam kondisi yang dipenuhi dengan kekerasan? Tentu, ia akan mengadopsi cara-cara yang sering ia lihat ke dalam kehidupannya kelak. Meski tak selalu, lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya, termasuk bagaimana orang tua mendidik mereka.Anak yang dibesarkan dalam situasi keluarga yang nyaman tentu berbeda dengan anak yang selalu diberi hukuman fisik oleh orang tuanya. Sayangnya, tak sedikit orang tua yang tidak tahu bagaimana cara memberikan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan optimal anak. Akibatnya, anak pun tumbuh tidak sebagaimana yang diharapkan.

10 hal yang harus dihindari dalam mendidik anak :
1.      Terlalu lemah Misalnya, selalu memenuhi semua permintaan anak. Anak tidak diajar untuk mengenal hak dan kewajiban. Akibatnya, anak menjadi terlalu penuntut, impulsif (gampang melakukan tindakan tanpa perhitungan), egois, dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain.
2.      Terlalu menekan Misalnya, orang tua terlalu mengatur dan mengarahkan anak, tanpa memperhatikan hak anak untuk menentukan keinginannya sendiri, atau untuk mengembangkan minat dan kegiatan yang ia inginkan. Akibatnya, anak akan menjadi lamban, selalu bekerja sesuai perintah, tidak memiliki pendirian, dan suka melawan.
3.      Perfeksionis Orang tua menuntut anak untuk menunjukkan kematangan sikap atau target tertentu yang umumnya melebihi kemampuan yang wajarnya dimiliki anak. Akibatnya, anak akan terobsesi untuk meraih prestasi yang diharapkan orang tuanya. Ia juga akan menjadi terlalu keras dan kritis terhadap dirinya sendiri.
4.      Tidak memberi perhatian Orang tua hanya menyediakan sedikit waktu untuk memperhatikan setiap perkembangan anak, atau membantu anak menempuh tahap demi tahap perkembangannya. Akibatnya, anak tak mampu membina hubungan dengan lingkungannya dan akan tumbuh menjadi anak yang impulsif.
5.      Terlalu cemas akan kesehatannya Orang tua terlalu berlebihan mencemaskan kondisi fisik anak. Padahal, secara obyektif, anak sehat. Sakit sedikit saja, orang tua cemasnya minta ampun. Akibatnya, anak akan mudah merasa tak sehat dan ikut merasakan kecemasan yang sama. Enggan bermain, takut jatuh, dan sebagainya.
6.      Terlalu memanjakan Misalnya, terus-menerus menghujani anak dengan barang-barang mahal atau memberikan pelayanan istimewa, tanpa mempertimbangkan apa yang sesungguhnya dibutuhkan anak. Akibatnya, anak bisa menjadi anak yang gampang bosan, kurang inisiatif, dan tak memiliki daya juang.
7.      Tidak pernah memberi kepercayaan Orang tua selalu meramalkan kesalahan yang belum tentu dilakukan anak. Orang tua juga selalu mengritik anak, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tak perlu kritikan. “Kamu, sih, nanti kalau jatuh, bagaimana?” Akibatnya, anak akan menjadi seorang yang pesimis, rendah diri, dan cenderung mengembangkan hal-hal yang selalu dilarang orang tua.
8.      Menolak kehadiran anak Misalnya, jenis kelamin anak tak sesuai dengan harapan orang tua, sehingga orang tua cenderung menolak menjadikan anak sebagai bagian dari keluarga. Akibatnya, semua tindakan yang dilakukan orang tua selalu merugikan anak. Anak bisa rendah diri dan menunjukkan sikap bermusuhan terhadap orang tua.
9.      Suka menghukum Orang tua bersikap agresif terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak, dan cenderung memilih memberikan hukuman fisik dengan alasan mengajarkan disiplin. Bisa-bisa anak akan menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang wajar dilakukan dan akan melakukan hal yang sama terhadap keluarganya kelak.
10. Suka menggoda Orang tua cenderung melecehkan keberadaan anak dengan sering mengolok-olok dan mengungkapkan kekurangan anak di depan orang banyak. Akibatnya, anak akan merasa tidak dihargai dan rendah diri.

Diklat K13

Diklat K13

Penyusunan Silabus RA

Penyusunan Silabus RA