http://www.syahrudinpaudpo.com

Rabu, 13 Februari 2019

Tujuan Pendidikan Akidah


1.      Tujuan Pendidikan Akidah
Bagi seorang muslim, akidah merupakan bagian paling mendasar dari kesadaran keagamaannya. Oleh karena itu, pendidikan akidah menjadi suatu keharusan bagi orang tua untuk mengajarkanya kepada para anak-anak, sehingga terbentuklah akidah yang shahih pada diri anak mereka.
Syaikh Fuhaim  Mustafa  dalam  bukunya  menyebutkan  bahwa  tujuan  pendidikan  aqidah  kepada  anak  adalah  untuk,  (1)  memperkokoh  keyakinan  anak  bahwa  Allah-lah  satu-satunya Tuhan pencipta alam, sehingga dia terhindar dari perbutan syirik, (2) agar  anak  mengetahui  hakikat  keberadaannya  sebagai  manusia  makhluk  Allah, dan  (3)  mencetak  tingkah  laku  anak  menjadi  tingkah  laku  yang  Islami  yang berakhlaq mulia.[1]
Sedangkan Menurut Sayid Sabiq tujuan aqidah islam ialah agar sesorang bermakrifat (mengenal yang sebenar-benarnya) kepada Allah melalui akal dan hatinya.[2] Sedangkan menurut Toto Suryana dkk. Tujuan akidah islam adalah sebagai berikut:
1.      Menanamkan ke dalam jiwa anak tentang ke-Esaan Allah SWT.
2.      Menjauhkan mereka dari perbuatan syirik.
3.      Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia.
4.      Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa.
5.      Memberikan pedoman hidup yang pasti
6.      Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruan yang timbul karena jiwa yang kosong dari akidah.[3]
Adapun Ilmu tentang Asmaul Husna dan sifat-sifatNya yang disebutkan dalam Al-Quran dan sunah merupakan kesempurnaan mutlak sifat-sifat Allah dari segala segi dan kekurangan yang bisa menyebabkan iman bisa meningkatkan. Derajat iman seorang hamba tergantung kepada ilmu yang dia miliki tentang Tuhannya, semakin banyak pula imannya akan meningkat. Demikian juga, kekurangtahuan dia akan Tuhannya akan seiring dengan kualitas iman yang dimiliki.[4]
 Dari berbagai macam pandangan mengenali pendidikan serta akidah yang telah dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan akidah ialah suatu usaha atau proses yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan untuk memperkuat kepercayaan terhadap ke-Esaan Allah, dan diyakini kebenarannya oleh hati serta diaplikasikan oleh amal perbuatan demi mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun langkah atau cara yang dapat ditempuh dalam pendidikan akidah antara lain membiasakan bersyukur dalam keadaan apapun, menggerakan akal fikiran agar lebih sering mengenang dan memikirkan (bertafakur) tentang tanda-tanda kekuasaan Allah, untuk menunjukkan dalil-dalil logis dan bukti-bukti yang masuk akal bagi anak-anak tentang keberadaan Allah. memberikan pendidikan pada watak dan tabiat manusia, lalu disuburkan dan dikokohkan dengan menggunakan ilmu pengetahuan sehingga dapat mencapai puncak kebahagiaan yang dicita-citakan.
Pendidikan akidah secara umum bertujuan untuk mendorong dan membimbing manusia dalam mengembangkan dirinya menuju kesempurnaan pandangan, pemahaman serta keyakinan.
Selain itu, pendidikan akidah yang ditujukan pada anak dimaksudkan untuk dapat menjadi dasar sekaligus batasan dan arahan terhadap kehidupan dan kegiatan sehari-hari, tanpa harus melanggar hukum yang berlaku. Maka anak akan menjadi orang yang bertanggung jawab sekaligus mempertanggungjawabkan sesuatu yang ia lakukan, dan anak akan lebih berhati-hati dalam tindakannya.
Oleh karena itu tujuan pendidikan akidah adalah untuk menanamkan nilai keimanan serta mengenal Allah (ma’rifatullah) melalui petunjuk al-Qur’an dan sunnah rasul. Dalam rangka menanamkan nilai keimanan dan mengenal Allah (ma’rifatullah), al-Qur’an telah memberikan pengajaran bahwa manusia itu hendaknya berjalan di atas bumi dengan senantiasa mengamati dan menelaah alam jagat raya beserta isinya yang semuanya itu menunjukan kebesaran Allah. Dengan itu al-Qur’an menyeru manusia agar dapat menunbuh kembangkan potensi/fitrah keagamaan yang ada pada diri manusia sebagai hamba Allah.[5]
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan pendidikan akidah adalah mampu mengenal dalil-dalil logis dan bukti-bukti yang masuk akal bagi anak-anak tentang keberadaan Allah. Akidah tidak hanya berupa perkataan, namun harus diiringi dengan suri tauladan yang baik oleh orang tuanya, terlebih dewasa ini. Sehingga seorang anak akan dengan kesadaran pada dirinya dapat berlaku sesuai dengan suri tauladan orang tuanya. Sehingga peribadi yang berakhlak mulia dapat terbentuk pada diri anak dengan kokoh dan kuat serta mampu menerapkannya ke dalam lingkungan yang lebih luas.


[1] Syaikh  Fuhaim  Mustafa,  Kurikulum  Pendidikan  Anak  Muslim,  terjemahan  Wafi Marzuqi Ammar (Surabaya: Pustaka Elba, 2009), p. 66
[2] Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag Dan Saehudin, S.Th.I, M.Ud.” Aqidah Islam, Cetakan I (Pustaka Setia, Bandung, 2016) h. 16
[3] Idid. h. 17
[4] Syaikh Abdul Rozzaq Al-Abbad,Sebab-Sebab Naik Turunnya Iman, ( Jakarta: Cakrawala Publishing.2004). 42
[5] Rosihon Anwar, “Aqidah Akhlak” ,(Bandung,Pustaka Setia,2016), Cet.I,16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diklat K13

Diklat K13

Penyusunan Silabus RA

Penyusunan Silabus RA