STRATEGI PEMBELAJARAN PAI
Makala ini diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah:
Materi PAI SMP/SMA
Dosen Pengampu:
Syahrudin, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Sumadi
NIM:
FAKULTAS TARBIYAH/PAI/IV
INSTITUT AGAMA ISLAM RIYADLOTUL MUJAHIDIN
PONDOK PESANTREN “WALI SONGO”
NGABAR PONOROGO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan khususnya Pendidikan
Agama Islam senantiasa terus dikembangkan melalui pengkajian berbagai komponen
pendidikan. Perbaikan dan penyempurnaan kurikkulum, bahan ajar, manajemen
pendidikan, proses belajar mengajar dan lain-lain sudah banyak dilakukan.
Tujuan utamanya adalah untuk memajukan pendidikan nasional dan meningkatkan
hasil pendidikan, tidak terkecuali bidang Pendidikan Agama Islam.
Perbaikan
dan penyempurnaan sistem pembelajaran merupakan upaya yang paling nyata dalam
meningkatkan proses dan hasil belajar para siswa sebagai salah satu indikator
kemajuan dan kualitas pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari
kegiatan pendidikan di sekolah, agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan
dengan benar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama
bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar
mengajar mempunyai arti luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa,
berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa
yang sedang belajar Upaya tersebut diarahkan kepada kualitas pembelajaran
sebagai sebuah proses yang diharapkan dapat menghasilkan kualitas hasil belajar
siswa
Strategi
pembelajaran adalah salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Komponen-komponen pendidikan dan pengajaran diatur sedemikian rupa sehingga
memiliki fungsi yang optimal dalam mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan.
Strategi pembelajaran juga memberikan alternatif terhadap proses pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Semua sumber belajar , baik manusia
maupun sarana dan prasarana dirancang
dan direncanakan untuk membantu proses belajar para siswa.
B. Rumusan
dan Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
di atas dalam makalah tentang Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan agama
Islam ini akan membahas hal-hal sebagai berikut:
1.
Pengertian
Strategi Pembelajaran.
2.
Tujuan dan fungsi
pembelajaran.
3.
Komponen
strategi pembelajaran
4.
Kriteria
Pemilihan Strategi Pembelajaran.
5.
Penerapan
Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strategi Pembelajaran
Istilah
“strategi” berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti keseluruhan
usaha termasuk perencanaan, cara taktik yang digunakan oleh militer untuk
mencapai kemenangan dalam peperangan.[1]
Strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Ada berbagai pengertian
strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli pembelajaran
(instructional technology), di antaranya akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu.[2]
2.
Gerlach dan
Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran merupakan cara- cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu.
3.
Dick dan
Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar
yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
4.
Gropper
(1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai
jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
5. Drs, Muhaimin, M.A. Strategi Pembelajaran adalah
metode untuk menata interaksi antara peserta didik dengan komponen-komponen
metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi
pembelajaran.
Strategi pengelolaan pembelajaran
PAI berupaya untuk menata interaksi peserta didik dengan memperhatikan empat
hal, yaitu:
a. Penjadwalan kegiatan pembelajaran yang menunjukkan
tahap-tahap kegiatan yang harus ditempuh peserta didik dalam pembelajaran.
b.
Membuat
catatan kemajuan belajar peserta didik
melalui penilaian yang komprehensip dan berkala selama proses pembelajaran
berlangsung maupun sesudahnya.
c.
Pengelolaan
motivasi peserta didik dengan menciptakan cara-cara yang mampu meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
d. Pengawasan belajar yang mengacu pada pemberian
kebebasan untuk memilih tindakan belajar yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
Memerhatikan beberapa pengertian strategi
pembelajaran di atas , dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.[3]
B. Tujuan dan
Fungsi Strategi Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, strategi pembelajaran
sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas anak
didik menuju terbinanya insan yang handal dan mampu. Tentunya untuk tujuan ini
maka strategi pembelajaran termasuk didalamnya mengidentifikasi segala bentuk dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Muhaimin,
mengemukakan bahwa paling tidak strategi pembelajaran tersebut sangat
bermanfaat pada setiap tahapan dan proses belajar mengajar, baik pada tahap
kesiapan (Readiness), pemberian motovasi, perhatian, memberikan persepsi,
retensi maupun dalam melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada siswa.[4]
Dapat di jelaskan bahwa strategi yang
dibutuhkan adalah persiapan proses belajar mengajar dan yang harus diperhatikan
adalah kesiapan belajar siswa baik fisik maupun psikis (Jasmani-Rohani) yang
memungkinkan siswa atau subjek untuk melakukan proses belajar. Selanjutnya,
pada aspek pemberian motivasi, strategi sangat memberikan pengaruh karena
motivasi ini mengharuskan adanya tenaga pendorong (motivator) atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu dalam hal ini
adalah pada pencapaian tujuan proses belajar mengajar. Adapaun target ideal
dari strategi dalam proses pembelajaran adalah kemampuan siswa memahami apa
yang telah dipelajari baik kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Atas dasar ini maka perhatian atau dapat dikatakan kesungguhan dan keseriusan
siswa dalam proses belajar mengajar menjadi sangat urgen. Pada prinsip ini
menyangkut suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat
menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya.
Berkenaan
dengan pencapaian tujuan pembelajaran, strategi pendidikan merupakan
salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan termasuk dalam merencanakan pembelajaran hingga pada
pelaksaan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajar muaranya pada
tercapainya tujuan tersebut.
1. Tujuan strategi pembelajaran
Setiap
penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentunya
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut diantaranya yaitu :
a.
Mengoptimalkan
pembelajaran pada aspek afektif
Strategi
pembelajaran aktif berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan strategi
pembelajaran psikomotorik (keerampilan). Afektif berhubungan dengan nilai
(value) yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam.
b.
Mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran
Sering
terjadi selama ini proses pembelajaran yang berlangsung banyak diarahkan kepada
proses mendengarkan dan menghafalkan informasi yang disajikan oleh guru, siswa
bersifat pasif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa hanya memperoleh
kemampuan intelektual (kognitif) saja.
2. Fungsi strategi pembelajaran
a.
Meningkatkan
kualitas belajar murid.
b.
Memudahkan
siswa dalam menerima ilmu.
c.
Meningkatkan
kualitas guru.
d.
Memahamkan
tentang tujuan pembelajaran.
Oleh sebab itu fungsi strategi
pandidikan dalam arti adalah suatu cara atau teknik yang dapat membantu (secara
sadar) pelaksanaan pendidikan dalam mengembangkan aspek jasmani dan rohani
peserta didik. Idealnya proses pembelajaran itu menghendaki hasil belajar yang
seimbang antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
C.
Komponen Strategi Pembelajran
Komponen dapat diartikan sebagai bagian.
Jadi komponen adalah bagian dari tubuh dalam strategi pembelajaran.[5]
Proses belajar mengajar di sekolah merupakan suatu system interaksi, artinya
suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen yang berinteraksi antara satu sama
lain.
Adapun komponen-komponen tersebut adalah :
1.
Urutan kegiatan pembelajaran
Urutan kegiatan
pembelajaran dapat mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Urutan tersebut dibagi menjadi tiga sub komponen, yaitu :
a.
Pendahuluan
Kegiatan awal dalam pembelajaran yang memiliki tujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik dan memusatkan perhatian peserta didik agar peserta didik menyiapkan diri dalam menerima pelajaran dan mengetahui kemampuan peserta didik sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
Kegiatan awal dalam pembelajaran yang memiliki tujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik dan memusatkan perhatian peserta didik agar peserta didik menyiapkan diri dalam menerima pelajaran dan mengetahui kemampuan peserta didik sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
b.
Penyajian
Pada
kegiatan ini peserta didik memperoleh pengatahuan baru dan mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
c.
Penutup
Kegiatan
akhir dalam pembelajaran bertujuan untuk memberikan kesimpulan dan follow up
materi pelajaran yang telah diperoleh peserta didik.[6]
2. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran
kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan metode
disesuaikan dengan materi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3.
Media yang digunakan
Media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi pembelajaran.
4.
Waktu tatap muka
Guru harus
mengetahui alokasi waktu yang diperlukan dalam menyampaikan informasi
pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai target yang dicapai.
5.
Pengelolaan kelas
Pengelolaan
kelas adalah usaha guru untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim
belajar yang kondusif.[7]
D.
Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Kriteria pemilihan strategi
pembelajaran adalah suatu dasar acuan yang dapat digunakan dalam memilih
strategi yang tepat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Orentasi dari pemilihan strategi
pembelajaran haruslah pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu
juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa serta situasi
dan kondisi lingkungan dimana proses belajar tersebut akan berlangsung.
Terdapat beberapa teknik dan metode yang dapat digunakan oleh guru, tetapi
tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Mager (1977) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam pemilihan strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran
Tipe
perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik, misalnya
menyusun bagan analisis pemebelajaran. Hal ini berarti metode yang paling dekat
dan sesuai yang dikehendaki oleh latihan atau praktek langsung.
2. Pilih teknik atau metode pembelajaran sesuai dengan
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan
dengan dunia kerja). Misalnya setelah bekerja, peserta didik dituntut untuk
pandai memprogram data komputer (programmer). Hal ini berarti metode yang
paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis.
3.
Gunakan
media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera
peserta didik. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan peserta didik
dapat melakukan aktivitas fisik maupun psikis, misalnya menggunakan OHP. Dalam
menjelaskan suatu bagan, lebih baik guru menggunakan OHP dari pada berceramah,
karena penggunaan OHP Memungkinkan peserta didik sekaligus dapat melihat dan
mendengarkan penjelasan guru.
E.
Penerapan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam selain berorientasi pada masalah kognitif, tetapi lebih
mengedepankan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak
ditumbuh kembangkan ke dalam diri peserta didik sehingga dapat melekat ke dalam
dirinya dan menjadi kepribadiannya. Menurut Noeng Muhajir (1988) ada beberapa
strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:
1.
Strategi
Tradisional Yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan nasehat. Strategi
ini dilaksanakan dengan cara memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana
yang baik dan yang kurang baik. Dengan strategi tersebut guru memiliki peran
yang menentukan, sedangkan siswa tinggal menerima kebenaran dan kebaikan yang
disampaikan oleh guru. Penerapan Strategi tersebut akan menjadikan peserta
didik hanya mengetahui atau menhafal jenis-jenis nilai tertentu dan belum tentu
melaksanakannya.
2.
Pembelajaran
nilai dengan Strategi Bebas yang merupakan kebalikan dari strategi tradisional.
Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih
dan menentukan nilai-nilai mana yang akan diambilnya. Dengan demikian peserta
didik memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan
nilai pilihannya, dan peran peserta didik dan guru sama-sama terlibat secara
aktif. Kelemahan metode ini peserta didik belum tentu mampu memilih nilai mana
yang baik atau buruk bagi dirinya sehingga masih sangat diperlukan bimbingan
dari pendidik untuk memilih nilai yang terbaik.
3.
Pembelajaran
nilai dengan Strategi Reflektif, yaitu dengan menggunakan pendekatan teoretik
ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori dengan pengalaman. Dalam
penerapan strategi ini dituntut adanya konsistensi dalam penerapan teori dengan pengalaman
peserta didik. Strategi ini lebih relevan dengan tuntutan perkembangan berpikir
peserta didik dan tujuan pembelajaran nilai untuk menumbuhkan kesadaran
rasional terhadap suatu nilai tertentu.
4.
Pembelajaran
nilai dengan Strategi trasinternal, yaitu membelajarkan nilai dengan melakukan
tranformasi nilai, transaksi nilai dan trasinternalisasi. Dalam penerapan
strategi ini guru dan peserta didik terlibat dalam komunilasi aktif baik secara
verbal maupun batin (kepribadian). Guru berperan sebagai penyaji informasi,
pemberi contoh atau teladan, serta sumber nilai yang melekat dalam pribadinya
yang direspon oleh peserta didik dan mempolakan dalam kepribadiannya.
Selanjutnya beberapa metode
pembelajaran PAI yang bisa diterapkan dalam pengembangan pembelajaran PAI.
Menurut konsep metode pengajaran yang ditawarkan oleh Ibnu Sina berpendapat
bahwa penyampaian materi pembelajaran pada anak harus disesuaikan denga sifat
dari materi pelajaran tersebut, sehingga antara metode dengan materi yang
diajarkan tidak akan kehilangan daya relevansinya. Ada beberapa metode pembelajaran yang
ditawarkan oleh Ibnu Sina antara lain adalah metode talqin (Sekarang dikenal
dengan metode tutor sebaya), metode demonstrasi, pembiasaan dan teladan, diskusi
dan penugasan.
a. Metode Tutor teman sebaya biasanya digunakan dalam
pembelajaran al Qur’an, yaitu dengan cara menugaskan peserta didik yang pintar
untuk membimbing teman-temannya yang masih tertinggal.
b.
Metode
Demonstrasi menurut Ibnu Sina, dapat digunakan dalam pembelaran menulis. Menurutnya
dengan metode tersebut seorang guru mencontohkan terlebih dahulu tulisan huruf
hijaiyah kepada peserta didik dilajutkan denga pengucapan huruf-huruf tersebut
kemudian di tirukan oleh peserta didik. Untuk pembelajaran masa sekarang,
metode ini bisa diterapkan pada materi pembelajaran yang berorientasi pada
ranah psikomotor seperti pembelajaran wudhu atau shalat dan lain-lain.
c.
Metode
pembiasaan dan teladan adalah salah satu metode yang paling efektif diterapkan
pada pengajaran akhlak dengan dilakukan pembiasaan dan teladan yang disesuaikan
dengan perkembangan jiwa peserta didik.
d. Penerapan metode Diskusi dilakukan dengan cara penyajian pelajaran
yang berupa pengetahuan yang bersifat rasional dan teoritis. Metode ini
kemudian berkembang pesat pada sekarang ini.[8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam proses
pembelajaran seorang guru sebagai pengajar harus pandai-pandai dalam mengambil
langkah agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tercapai
tujuan pendidikan. Diantaranya adalah dengan memilih strategi pembelajaran
yang tepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
memilih strategi pembelajaran PAI antara lain yaitu:
1.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran yang meliputi prinsip kesiapan peserta didik, motivasi, Prinsip partisipasi
peserta didik, prinsip persepsi, dan prinsip retensi.
2.
Tujuan dan
fungsi strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran sangat dibutuhkan. Hal
ini bertujuan untuk lebih mengikatkan kualitas anak didik menuju terbinanya
insan yang handal dan mampu. Tentunya untuk tujuan ini maka strategi
pembelajaran termasuk didalamnya mengidentifikasi segala bentuk dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar .
3.
Komponen
pembelajaran adalah bagian dari tubuh dalam strategi pembelajaran. Terdiri dari
(1) urutan kegiatan pembelajaran; (2) metode pembelajaran; (3) media yang
digunakan; (4) waktu tatap muka; (5) pengelolaan kelas.
4.
Beberapa
kriteria pemilihan strategi pembelajaran yaitu: berorentasi pada tujuan, memlih
teknik/metode yang tepat dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
5.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelajaran, yaitu :
kondisi pembelajaran agama, metode pembelajaran pendidikan agama dan
hasil pembelajaran pendidikan agama.
6. Penerapan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
melalui Strategi Tradisiona,Pembelajaran nilai dengan Strategi Bebas,
Pembelajaran nilai dengan Strategi Reflektif dan Pembelajaran nilai dengan
Strategi trasinternal.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik, Oemar. Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara, 2007.
Pasaribu dan Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, edisi II.
Bandung: Tarsito Bandung, 2008.
Zuyinah, Makalah-Pembelajaran-Pai,
http://zuyinah.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 24 februari 2016.
Huda Nuralawiyah, Komponen-Komponen
Strategi Pembelajaran Agama Islam, https://hudanuralawiyah.wordpress.com,
diakses pada tanggal 24 februari 2016.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran dan Aplikasinya.
Jalkarta: Rineka Cipta, 2008.
http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/strategi-pembelajaran.html. diakses pada tanggal 24 februari 2016.
[1] Oemar
Hamalik, Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 27.
[2] Pasaribu dan Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, edisi II ( Bandung ; Tarsito Bandung, 2008), hlm.
267.
[4] Zuyinah, Makalah
Pembelajaran Pai, http://zuyinah.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 24 februari 2016.
[5] Huda Nuralawiyah, Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran Agama Islam, https://hudanuralawiyah.wordpress.com, diakses pada tanggal 24 februari 2016.
[6] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran dan Aplikasinya, (Jalkarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm. 272-273.
[8] http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/strategi-pembelajaran.html.
diakses pada tanggal 24 februari 2016.