http://www.syahrudinpaudpo.com

Minggu, 14 Februari 2016

Modern Dan Sekuler




MODERN DAN SEKULAR
Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah
PMDI

Disusun oleh:
ERNA YUNI RAHMAWATI
NIM : 2012620412003/2012.4.062.0412.1.00547
Fakultas:
Dakwah/08
Dosen Pengampu:
Syahrudin, M.PdI
INSTITUT AGAMA ISLAM RIYADLOTUL MUJAHIDIN
PONDOK PESANTREN “WALI SONGO” NGABAR
PONOROGO JAWA TIMUR INDONESIA
2016 M



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pemikiran modern atau pembaharuan dalam Islam mengandung transformasi nilai yang mesti berubah bahkan adakalanya diperlukan perombakan- perombakan terhadap struktur atau tatanan yang sudah ada dan dianggap baku, sedangkan nilai- nilai tersebut tidak mempunyai akar yang kuat berdasarkan sumber- sumber  pokoknya Al Quran dan Al Hadist.
Agama dan modernisasi adalah suatu masalah yang sangat menarik dalam sosiologi. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa modernisasi telah merubah pandangan manusia terhadap agama.
B.  Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud modern, modernisme, modernisasi?
2. Apakah yang dimaksud sekular, sekularisasi, sekularisme?


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Modern, Modernisme, modernisasi
Istilah modern berarti mengacu kepada “ sekarang ini”.[1] Sedangkan menurut Koentjoro Ningrat bahwa modernisasi adalah usaha sadar yang dilakukan oleh suatu lembaga atau negara untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan dunia dan zamannya.
Pada umumnya dalam pengertian modern tercakup ciri-ciri masyarakat tertentu yang selanjutnya berkembang menjadi salah satu istilah akademis. Istilah modern ini diambil dari bahasa Inggris.
Setelah itu munculah satu faham yang disebut modernisme, yaitu gerakan pemikiran yang membawa pengaruh besar kepada kehidupan masyarakat dan pandangan mereka terhadap agama. Modernisme ini pertama kali muncul di Eropa, faham ini ingin meruntuhkan kebiasaan kebenaran agama yang mutlak dipegang oleh gereja.
Tapi bagaimanapun juga bahwa modern dan modernisme adalah kelanjutan dan akibat zaman sebelumnya (pra modern), bahasa, symbol, beserta temuan-temuan ilmiahnya. Artinya munculnya modernisme yang merubah pandangan manusia terhadap agama adalah disebabkan prilaku beragama masyarakat sebelumnya.
Karena modern adalah kelanjutan logis sejarah maka hal itu tentu tidak bisa dihindarkan, karena lambat laun modernitas itu akan muncul dibelahan bumi ini. 
Modernisasi adalah Proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.
Menurut Max Weber, modernisasi adalah rasionalisasi yaitu penerapan pengetahuan saintifik ke semua mata kehidupan sehari-hari, pengikisan terhadap keyakinan dan praktik magis dan irrasionalitas, pengembangan ekonomi uang supaya kontribusi dan kebutuhan bisa diukur dengan cermat, sekularisasi nilai-nilai agama, dan pengabaian terhadap realitas dalam menyetujui prinsip-prinsip rasional tentang efisiensi dan kalkulasi. Istilah modernisasi sering diasosiasikan dengan kemajuan atau evolusi. Selain itu, evolusi itu cenderung disederhanakan artinya dalam mempelajari problematic perkembangan dari evolusi tersebut sering digunakan suatu pembagian menjadi dua, seperti terlihat dari pasangan konsep kaya-miskin, barat-nonbarat, maju-terbelakang.
 Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri-ciri negara barat yang stabil. Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada perencanaan yang biasa dinamakan social planning. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang besangkutan karena prosesnya meliputi bidang-bidang yang sangat luas, menyangkut proses disorganisasi, problema-problema sosial, konflik antar kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan sebagainya.
 Light dan Keller, mengartikan modernisasi sebagai perubahan nilai-nilai, lembaga-lembaga dan pandangan yang memindahkan masyarakat tradisional kearah industrialisasi dan urbanisasi.
B.       Pengertian Sekular, Sekularisasi dan Sekularisme
Sekular menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bersifat duniawi atau kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian). Kata sekuler maupun sekularisasi berasal dari bahasa Eropa (Inggris, Belanda atau Perancis) yaitu secular. Asal kata sekular adalah bahasa Latin yaitu saeculum yang artinya zaman sekarang ini, dapat juga diartikan dengan abad (age, century, eewu, siecle). Jadi sekuler berarti seabad.
Selanjutnya sekuler juga mengandung arti “bersifat duniawi” atau “yang berkenaan dengan hidup dunia sekarang” . Ada satu kata lain dalam bahasa Latin yang menunjukkan makna dunia yaitu mundus, yang kemudian di Inggriskan menjadi mundane. Kata saeculum lebih menunjukkan masa (time) berbanding mundus yang menunjukkan makna ruang (space).
  Hal ini juga dikatakan oleh Muhammad Naquib Al-Attas yang mengatakan bahwa kata sekular yang diadopsi dari kata seaculum memiliki arti dengan konotasi rangkap, ditandai dengan waktu dan tempat. Waktu, menunjuk pada pengertian sekarang atau pada masa kini, dan tempat menunjuk pada pengertian dunia atau duniawi. Tekanan maknanya terletak pada suatu waktu tertentu atau periode tertentu di dunia yang dipandang sebagai suatu proses sejarah. Sekular dengan demikian adalah konsep yang menunjuk pada kondisi dunia dalam waktu atau periode atau era tertentu.             Pengertian pertama tentang sekularisasi ialah bahwa ia adalah proses, yaitu proses penduniawian. Dalam proses tersebut terjadi pemberian perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya kepada kehidupan duniawi ini. Tetapi dalam perjalanan waktu dan historis, kemudian sekularisasi dimaksudkan sebagai pembebasan manusia pertama kali dari agama, kemudian dari metafisika yang selalu mengontrol akal dan bahasanya.             Harun Nasution mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses penduniawian, yaitu proses melepaskan hidup duniawi dari kontrol agama. Sekularisasi dengan demikian adalah proses melepaskan diri dari ikatan-ikatan agama. Dalam perkembangan selanjutnya bisa mengarah pada diabaikannya agama dan akhirnya mungkin sekali mengarah pada ateisme.
Sedangkan sekularisasi berarti proses penduniawian, yaitu proses melepaskan hidup duniawi dari kontrol agama, dengan demikian sekularisasi berarti pelepasan dari agama. Akibatnya prilaku keberagamaan seseorang akan menurun dan imbasnya mungkin prilakunya pada bidang lain akan meningkat.
  Yusuf Qaradhawi juga menolak sekularisasi karena ia akan menghalangi pelaksanaan syariat Islam. Sangat disayangkan jika gagasan sekularisasi banyak diadopsi, dianjurkan bahkan diimplementasikan oleh para pemikir, pemimpin Islam,. Karena sekularisasi merupakan buah empiris pahit Barat dalam hubungan antara agama dengan negara atau pertentangan antara agama dan sains seperti dalam sejarah Kristen.             Sekularisasi yang merupakan bagian dari modernisasi juga telah menunjukkan sisi buruknya.

BAB III
PENUTUP.
A.      Analisis
Berdasarkan penjelasan di atas,bahwasannya Modernisasi adalah Proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Modernisasi tidak selamanya membawa pengaruh buruk yang umum diyakini dan dipahami masyarakat yang memang belum tahu tentang modernisasi itu seperti apa. Modernisasi juga membawa pengaruh positif bagi masyarakat. Misalnya, perkembangan IPTEK yang akan merubah pola pemikiran masyarakat menuju kemajuan. Tapi dari perubahan pola pikir itu pula yang cenderung merubah pola perilaku masyarakat yang awalnya tradisional menjadi meniru gaya-gaya orang barat pada umumnya.Sehingga perlu adanya peran agama untuk tetap mampu mempertahankan intensitas keyakinan dan budaya yang ada pada masyarakat dengan tidak terpengaruh ke arah modernisasi yang tidak di harapkan. Sebagaimana tujuan murni dari sebuah modernisasi itu sendiri adalah untuk memberikan prospek kemajuan bagi masyarakat yang awalnya dulu lebih berada dalam kekuasaan gereja yang membatasi ruang gerak ilmu pengetahuan dan perkembangan masyarakat. Jadi modernisasi ini muncul untuk mengatasi dan memperjuangkan kehidupan masyarakat agar lebih maju dan berkembang dengan catatan tidak merubah dasar-dasar yang ada dalam masyarakat tersebut. Analisis menurut kami,bahwa modernisasi adalah pergeseran sikap, gaya hidup, cara pandang, dan sebagainya sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan perkembangan zaman. Namun pada kenyataannya modernisasi dapat berdampak buruk pada perkembangan pemikiran atau pola pikir masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang mungkin akhirnya akan terbawa arus sekularisasi,karena itu peran agama sangat dibutuhkan. Bagaimanapun juga manusia selalu punya ketergantungan kepada kekuatan yang lebih tinggi diluar dirinya (Tuhan) atau adanya agama untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk rasional dan spiritual.Sehingga meskipun ada modernisasi, agama tetap mempunyai peran penting untuk mempertahankan intensitas keyakinan dan budaya yang ada pada masyarakat dengan tidak terpengaruh ke arah modernisasi yang tidak diharapkan atau berdampak buruk pada kehidupan masyarakat. Dalam hal ini modernisasi dapat memberikan prospek kemajuan bagi masyarakat yang awalnya bersifat tradisional menjadi masyarakat yang lebih maju dan berkembang dengan tidak merubah aturan dan dasar-dasar yang ada dalam masyarakat tersebut
B.  Kesimpulan
Zaman modern dan modernisasi sebagai tahapan evolusi agama telah menghasilkan faham yang merubah pandangan masyarakat tentang agama, dimana keinginan untuk menyeimbangkan kehidupan akhirat dan kehidupan dunia telah berubah menjadi peninggalan terhadap kehidupan akhirat dan kehidupan beragama dalam arti masa sebelum fase modern.
Sekularisme yang merupakan hasil dari sekularisasi sebagai proses telah menjadi ciri khas kehidupan masyarakat modern, baik dalam dunia keilmuan dan dunia keberagamaan. Sekularisasi dan sekularisme dipandang tidak baik oleh agama normative, bukan hanya karena yang terjadi adalah peninggalan terhadap ritual-ritual keberagamaan yang sebenarnya diwajibkan tapi juga dampak yang dibawa oleh sekularisme yaitu dekadensi moral.
Ada faham dan keinginan untuk munculnya kembali semangat kehidupan keberagamaan pada fase post modern. Tapi dengan melihat lebih teliti ternyata kemungkinan itu adalah hal yang sangat kecil, bahkan penulis berhipotesis bahwa yang terjadi kemudian bukanlah semangat keberagamaan yang muncul tapi sebuah ajaran atau faham pasca sekularisme yang bercorak secular yang lebih dahsyat.
C.  Penutup
Dalam kepenulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan bahan atau kekurangan di berbagai hal. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun untuk penulis agar kiranya dapat memberi semangat kepada penulis untuk lebih baik lagi dalam kepenulisan selanjutnya.
D.  Refrensi:
1.      Kahmad, Dadang. Sosiologi agama. PT Remaja Rosdakarya Bandung. Bandung,2000.


1.      [1]  [1] Kahmad, Dadang. Sosiologi agama. PT Remaja Rosdakarya Bandung. Bandung,2000. Hal :184

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diklat K13

Diklat K13

Penyusunan Silabus RA

Penyusunan Silabus RA